Translate

Sabtu, 23 Juni 2012

Ketika Ajal Menjemput_thrn

Ketika Ajal Menjemput_thrn

oleh Seorang Yang Tak-di Anggap pada 14 Juni 2012 pukul 4:34 ·
Satu hal sebagai bahan renungan kita…
Tuk merenungkan indahnya malam pertama,
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata,
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa,
Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut,
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara,
Hari itu…mempelai sangat di manjakan,
Mandipun… harus dimandikan..
Seluruh badan kita terbuka…
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok dan di bersihkan,
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan,
Bahkan lubang-lubang itupun di tutupi kapas putih…
Itulah sosok kita..
Itulah jasad kita waktu itu,
Setelah dimandikan.. .
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih,
Kain itu… jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan,
Wewangian ditaburkan ke baju kita..
Bagian kepala, badan dan kaki diikatkan,
Tataplah.. tataplah .. Itulah wajah kita
Keranda pelaminan … langsung disiapkan,
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga,
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita,
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga Serta rasa haru para handai taulan Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus,
Akad nikahnya bacaan talkin…
Berwalikan liang lahat…
Saksi-saksinya nisan-nisan. .. yang telah tiba duluan,
Siraman air mawar…pengantar akhir kerinduan dan akhirnya….
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian..
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan,
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap-rayap dan cacing tanah,
Di kamar bertilamkan tanah…
Dan ketika 7 langkah tlah pergi…
Kitapun kan ditanyai oleh sang malaikat…
Kitapun tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur…
Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu…
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan…
Padahal nikmat atau siksakah yang kan kita terima,
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…
Dan Dia Kekasih itu…
Menetapkanmu ke syurga…
Atau melemparkan dirimu ke
neraka…
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga
Tapi…, tapi… sudah pantaskah sikap kita selama ini.
Untuk disebut sebagai ahli syurga ??????
Wahai Sahabat.. mohon maaf.. jika malam itu aku tak menemanimu,
Bukan aku tak setia…
Bukan aku berkhianat.. .
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan,
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga,
Aku berdo’a … semoga kita bisa menggapai husnul khotimah sehingga menjadi ahli syurga.
Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar